Sunday, 5 January 2014


LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
OBSERVASI MANAJEMEN BENGKEL
DI BENGKEL ASTRA DAIHATSU MOTOR TEGAL


Disusun oleh :
Atsani UA (XII.06.003)
Bondan Putra P (XII.06.006)
Dedi rahardjo (XII.06.007)
Dhanu Hermawan (XII.06.08)
Hany Faizin (XII.06.010)
Yuzan Aji M (XII.06.022)

D IV TEKNIK KESELAMATAN OTOMOTIF
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN TEGAL
2013


A.    Latar Belakang

Manajemen bengkel adalah bagaimana cara mengatur proses pemanfaatan atau me-manage Sumber Daya Manusia (SDM) dan sumber daya lainnya yang terdapat dalam suatu bengkel secara efektif dan efisien. Manajemen Bengkel ini sangat diperlukan dan sangat penting dalam setiap kegiatan yang terdapat dalam bengkel, oleh karenanya kita diharuskan mengetahui dan memahami bagaimana tata cara manajemen bengkel tersebut bekerja. Dalam manajemen ini terdapat beberapa fungsi yang dimana fungsi-fungsi ini sangat penting dalam kehidupan perbengkelan, fungsi adalah perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan juga pengawasan.

Dalam bidang otomotif, pasti terdapat bengkel otomotif. Di bengkel otomotif pastinya terdapat banyak berbagai macam alat yang berkaitan dengan otomotif, dan pastinya sebelum menggunakan peralatan  yang ada di bengkel otomotif dilakukan manajemen atau pengaturan terhadap peralatan yang terdapat dalam bengkel tersebut.

Untuk itu dalam rangka memenuhi tuntutan tugas mata kuliah Administrasi Bengkel pada semester V sekaligus pembelajaran mengenai tata cara manajemen perbengkelan maka kami mengadakan Prakerin di Bengkel Resmi Astra Daihatsu Motors Tegal.







LAYOUT ASTRA DAIHATSU MOTOR TEGAL

Ruang depan
Ruang belakang

B.  STRUKTUR ORGANISASI


C. JOB DESCRIPTION
1. ADMINISTRATOR :
Memasukkan data kendaraan ke data base bengkel
2. CRO/FRONT LINE :
Menerima keluhan pelanggan akan palayanan yang telah diberikan serta menjamin kepuasan pelanggan.
3. SERVICE ADVISOR :
Mencatat semua perbaikan yang diinginkan pelanggan dan menyampaikan saran perbaikan kepada pelanggan serta membuat estimasi jenis dan biaya pekerjaan.
4. FOREMAN atau KEPALA REGU:
Menyampaikan segala estimasi perbaikan yang harus dikerjakan dan saran perbaikan kepada mekanik
5. MEKANIK :
Mengerjakan segala estimasi perbaikan yang tertera pada WORK ORDER dan telah disetujui oleh SA
6. STAFF SPARE PARTS :
Menyiapkan spare parts yang dibutuhkan untuk penggantian pada kendaraan konsumen dan mencatat keluar masuk barang spare parts serta mengecek segala inventaris  benda yang ada pada bengkel.
7. PETUGAS GUDANG BAHAN
Menyediakan fixed material sesuai dengan material free text yang terdapat pada Job allocation dari KARU serta membuat good issues consumable atau nota pengeluaran bahan.

D. PROSES PRODUKSI
·         Administrator/SA memasukkan data customer dan kendaraannya seperti nama, alamat, no. polisi, no. rangka dll. ke dalam database bengkel.

Customer service counter
·         Service Advisor (SA) membuat Perintah Kerja Bengkel. PKB ini terdiri dari analisis pekerjaan oleh SA berdasarkan keluhan pelanggan ataupun hasil pengecekan kendaraan secara langsung oleh SA, estimasi waktu pekerjaan dan order pekerjaan tambahan yang diinginkan pelanggan.
·         SA memberikan saran perbaikan kepada pelanggan. Setelah itu SA membuat estimasi harga serta konfirmasi equipment yang akan digunakan. Setelah didapat deal antara customer dan SA maka PKB resmi dicetak dalam 3 warna : putih untuk SA, kuning untuk customer sendiri dan merah untuk diberikan ke KARU.
·         Foreman/KARU mengecek kelengkapan kendaraan sebelum masuk area servis (Pre inspection) dan memasukkan kendaraan ke stool perbaikan untuk meminimalisir komplain dari customer.

Proses inspeksi awal
 











Inspection list & service results

·         KARU membuat Job allocation atau pembagian kerja kepada mekanik dan menyerahkan material list yang dibutuhkan ke petugas gudang bahan supaya disediakan.
·         Mekanik memulai mengerjakan order, mengambil spare parts atau bahan dan melakukan konfirmasi start kerja ke KARU.
·         Jika mekanik telah selesai KARU akan melakukan stopping job allocation lalu mengkonfirmasi ke SA supaya dilakukan complete PKB.
·         Setelah itu SA menyerahkan ke admin service untuk membuat billing, dan terakhir menghubungi customer bahwa pekerjaan telah selesai.

Alur proses produksi (finishing)

KESELAMATAN KERJA BENGKEL
        Keselamatan tak hanya berlaku di jalan raya saja tapi juga merupakan salah satu aspek penting di lingkungan kerja bengkel otomotif. Seperti yang dapat dimaklumi bersama salah satu tujuan melakukan pekerjaan adalah tercapainya target pekerjaan dengan semua proses berjalan dengan aman dan nyaman. Dalam artian, pekerjaan yang kita lakukan selalu berprinsip pada keselamatan dan dilakukan dengan kondisi terbaik yang kita miliki.
Bengkel otomotif merupakan lingkungan kerja dengan spesifikasi kondisi yang khusus. Seringkali kita mendapati bahan yang mudah terbakar, bahan licin, tajam dan kondisi lainnya yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja.
Di bengkel Daihatsu sendiri terdapat beberapa alat dan bahan untuk menunjang tercapainya keselamatan kerja bengkel:
a.       APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
b.      Pasir/serbuk kayu
Digunakan untuk menutup genangan air atau minyak pelumas yang tumpah di permukaan lantai kerja sehingga tidak membuat lantai licin. Selain itu pasir juga dapat digunakan untuk membantu memadamkan api dimana pasir dapat memisahkan titik bakar dengan oksigen sehingga daerah yang tertutup pasir lebih cepat dipadamkan.
c.       Kain majun
Dapat digunakan untuk mengelap kotoran di tangan atau pada alat sehingga kebersihan dapat tetap terjaga.









d.      Helm
e.       Overall/wearpack


PROSES PENANGANAN LIMBAH



E. PENUTUP

Kesimpulan

Manajemen Bengkel sangat diperlukan adanya dalam kegiatan bengkel untuk menjamin kegiatan perbengkelan dapat tertata dan berjalan dengan lancar. Penggerakan kegiatan perbengkelan ini meliputi perencanaan, pengorganisasian, dan juga pengawasan.
Beberapa perencanaan perbengkelan yang diperlukan dalam suaatu bengkel diantaranya; penanganan limbah dan saluran air, sedangkan untuk pengawasan adalah pengawasan terhadap sarana dan prasarana. Selain ke 3 faktor yang ada di penggerakan kegiatan perbengkelan tersebut terdapat faktor – faktor lain yang mendukung kegiatan perbengkelan, yaitu keselamatan kerja dan perawatan sarana dan prasarana.

Saran

Dalam manajemen suatu bengkel, tahap pertama adalah memperhatikan perencanaan kebutuhan peralatan atau mesin baik itu dalam hal ruangan, tenaga listrik, dana operasional dan juga mesin yang sesuai perkembangan. Selain kebutuhan peralatan terdapat hal lain yang juga sangat penting yaitu merencanakan penggunaan sarana dan prasarana.
Contoh merencanakan penggunaan sarana dan prasarana adalah menginventaris jadwal penggunaan sarana dan prasarana kegiatan pada bengkel, menyusun jadwal service peralatan, menyusun kebutuhan peralatan dan material yang dibutuhkan dalam kegiatan bengkel.