‘NULIS’
yuk !
Menulis merupakan suatu
kegiatan menuangkan segala macam ide kreatif ataupun gagasan yang terlintas
walau sepintas dalam benak ke dalam suatu bentuk tulisan dengan maksud
tertentu dari si Penulis. Terkadang nih, menulis jadi suatu hal yang disepelekan
sama kebanyakan orang, terutama kalangan pemuda. Anggapan kalau nulis itu kegiatan
yang bosenin ‘n buang waktu kayaknya udah jadi mindset buruk buat mereka.
Padahal secara sadar ato
nggak, menulis ngasih banyaak banget manfaat ke kita2. Berikut nihh beberapa
hal positif yang didapat dari menulis:
1. Menulis bikin cerdas
Lewat
nulis, kita merangsang otak untuk mengekspresikan apa yang kita lihat dalam
bentuk tulisan. Otak kita jadi terlatih untuk pandai memilih kosa kata yang pas
buat dikembangin ke dalam bentuk tulisan yang asik, menarik dan mudah dicerna
oleh pembaca, dikemas dalam gaya penyampaian yang khas kita sendiri tentunya. Apalagi
nih, kalau dibuat cerita atau gambar, bisa buat melatih otak kanan tuh, karena otak
kanan kan gak mengenal tulisan atau angka. Jadi makin bling2 dong otak kita
pastinya.
2. Menulis sebagai media komunikasi
Menulis
juga bisa jadi media komunikasi dan penyaluran informasi maupun emosi dari
penulis ke orang lain nih, mau itu berupa fakta ataupun peristiwa, susah,
senang, semua bisa disampaikan kepada khalayak pembaca. Dari tulisan pun
pembaca bisa tau tingkat logika berpikir penulis terhadap suatu permasalahan yang
tersalurkan lewat ide2 dan gagasan dalam tulisannya.
3. Memperkuat daya ingat
Dengan
menuliskan segala sesuatu yang kita lihat, memori kita akan hal tersebut
menjadi dua kali lebih baik lho, daripada kita mengingat dengan menghafal. Kalau
kata orang2 timur tengah nih; “Sebuah
tulisan tangan yang buram masih lebih baik daripada hafalan akan 1000 kalimat”.
Kita
bisa ambil contoh dari orang2 super jenius sekaliber Imam Bukhori, Imam Muslim,
Imam Ahmad, Imam Malik, Ibnu Hajar, Imam Thobari, Saya (ngarepp) dan yang lainnya, mereka tak cukup hanya mengandalkan kekuatan hafalan dan ingatan dalam menebarkan
ilmunya, tapi diperkuat lagi lewat tulisan. Siph,
oya?
4. Menulis membentuk karakter pribadi
bijak dan santun
Menulis
membuat kita sibuk mempelajari beragam informasi, fakta, pengetahuan ilmiah,
maupun wawasan umum sebagai bahan referensi tulisan. Dari sini kita juga belajar,
gimana sih cara membuat suatu karya tulis yang nggak monoton, gimana sihh ngembangin
isi tulisan biar makin hidup, dan gimana supaya maksud yang terkandung dapat
tersampaikan? Nah, karakter dengan semangat belajar yang terus terbentuk
seperti itu akan terbawa kepada sikap dan pribadi kita kesehariannya.
“Dengan menulis, seseorang belajar
berpikir secara eksak dan padat”. (Supriadi,
1997)
5. Menulis sebagai media penyimpanan
memori
Daya
ingat kita pastinya terbatas kan? Nah, lewat tulisan, kita bisa mengabadikan
setiap pemikiran yang terlintas, membuat catatan materi ilmiah dengan bahasa
yang easy learn, mencurahkan segala
cerita kehidupan ataupun moment2 kasmaran sama doi (cesssh). Sehingga pas kita
lupa, tinggal buka catatan dan langsung dehh ber-nostalgia ria.
6. Menulis sebagai media pengembangan
pola pikir masyrakat
Para
penulis sebenarnya memiliki peran yang sangat strategis dalam mendidik dan
mengembangkan pola pikir masyarakat. Sebagai contoh, Prof. Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA) dengan buku "Di Bawah Lindungan Ka’bah", beliau mengharapkan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat Islam yang aman,
damai dan selamat.
Ada
lagi nih, DR. Aidh Al-Qarni yang mengharapkan kita menjadi manusia Rabbani - manusia
hari ini yang bekerja secara totalitas dan dengan keyakinan menyerahkan hasil
akhirnya kepada Allah - melalui "La Tahzan"-nya yang justru ditulis saat
melewat hari2 di balik jeruji besi karena menentang kehadiran pasukan AS di
Arab Saudi atas undangan pemerintah Al-Saud pada saat itu.
#yang
gak tahu mereka, kurangi bacaan teenlit-nya yaa.
Nah, itu tadi secuil dari segudang manfaat
yang bisa kita peroleh dari menulis. Dengan kita makin sering nulis, otak kita juga
akan semakin tajam bagaikan pedang yang terus diasah.
Mulailah menuliskan apa
yang terpikirkan, apa yang terlihat, apa yang terdengar, apa yang terasakan,
apa yang terbaca, dan saling share-kan dengan orang lain agar semakin bertambah
kualitas hidup kita.
Buat yang masih ngerasa sulit untuk itu, nggak
usah takut salah untuk memulai, karena sesuatu yang besar dapat bermula dari
yang kecil; buah apel yang segar pun bermula dari secuil bijinya yang kita
tanam, tingginya gunung bermula dari tumpukan pasir dan kerikil2, hamparan sahara
adalah kumpulan pasir-pasir, dan bentangan sabana yang hijau adalah gabungan
rerumputan yang indah.